Jumat, 17 Mei 2013

Membangun Masyarakat Melalui Buku dan Perpustakaan

(Refleksi Hari Buku Nasional 17 Mei 2013)

Pustaka atau Buku adalah merupakan hasil karya manusia yang diabadikan dalam sebuah kompilasi kertas yang memuat pemikiran atau ide suatu rekam jejak atau objek kajian tertentu. Pustaka atau buku juga merupakan simbol peradaban sehingga untuk melestarikan bahan pustaka maka disimpanlah di dalam sebuah tempat pelestarian buku yaitu perpustakaan. Perpustakaan selain berfungsi sebagai tempat melestarikan buku atau bahan pustaka juga berfungsi sebagai penyedia informasi bagi siapapun yang ingin mengaksesnya. Sehingga perpustakaan juga merupakan lembaga yang pada dasarnya bertujuan atau bergerak untuk kecerdasan bangsa sebagaimana amanat dalam UUD 1945. 
Seiring dengan melimpahruahnya informasi di era keterbukaan saat ini, perpustakaan kemudian melakukan berbagai upaya dalam mengikuti arus tersebut. Apalagi dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi maka perpustakaan dituntut untuk melakukan inovasi agar tidak tergeser oleh perkembangan tersebut.  Maka salah satu cara untuk merespon perkembangan tersebut ditandai dengan munculnya perpustakaan digital (digital library) dengan koleksi-koleksi electonic book (e-book) maupun journal electronic (e-journal).

Namun perkembangan itu bukan berarti akan menggantikan peran perpustakaan yang manual dan tidak berarti buku yang tercetak akan ditinggalkan, sebab belum semua masyarakat Indonesia memiliki fasilitas teknologi informasi serta jaringan internet yang belum semuanya menjangkau wilayah nusantara terutama dipelosok-pelosok desa. Di sisi lain sebagian masyarakat lebih menyukai membaca atau memperoleh informasi melalui buku atau bahan pustaka tercetak lainnya.
Meskipun saat ini perpustakaan telah bertambah banyak dan buku telah mudah didapatkan namun yang menjadi masalah saat ini kurangnya pemanfaatan perpustakaan sehingga perpustakaan kadang terlihat sepi oleh pemustaka dan buku hanya menjadi hiasan rak atau lemari dalam gedung. Salah satu faktornya adalah rendahnya minat baca masyarakat kita. Padahal jika kita menyadari bahwa dengan membaca orang dapat memiliki wawasan dan pengetahuan maka sumber daya manusia juga akan lebih maju. Selain itu, masyarakat pada tingkatan golongan menengah ke bawah lebih cenderung bagaimana memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari ketimbang mengisi waktu dengan membaca buku. Bahkan masyarakat level elite atau mapanpun terkadang tak punya waktu untuk membaca buku atau e-book apalagi ke perpustakaan.  Sehingga aktivitas membaca buku dan berkunjung ke perpustakaan seakan-akan hanya menjadi aktivitas pelajar, mahasiswa dan akademisi. Namun saat ini juga di Indonesia, perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat (TBM) telah mulai hadir dalam lingkungan masyarakat dengan pelayanan “humanis dan merakyat”.
Mengajak masyarakat untuk gemar membaca memang bukanlah pekerjaan mudah sebab di butuhkan keseriusan dari semua pihak untuk saling mendukung dan bekerjasama. Namun yang terpenting pula adalah membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca bagi masa depan dan juga dibutuhkan peran yang optimal dari para pustakawan maupun pemerintah dalam membangun masyarakat melalui perpustakaan.
Hal ini pernah diungkapkan oleh Andrew Carnagie yang memiliki visi membangun masyarakat, dia mengatakan “Jika ingin membangun masyarakat, bangunlah perpustakaan”. Pesan tersebut mengartikan bahwa jika ingin membentuk sebuah tatanan masyarakat yang baik itu memerlukan peran pendidikan non formal yang dalam hal ini adalah perpustakaan sebagai tempat mendapatkan pengetahuan sekaligus menimba ilmu tanpa mengeluarkan biaya apapun serta bebas untuk siapapun. Dengan membangun perpustakaan, maka masyarakat disekelilingnya juga dapat terbangun melalui pelayanan informasi yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Membentuk sumber daya manusia yang handal perlu dimulai dengan mengupayakan sumber daya yang memiliki budaya baca dan tentunya tempat bacaan yang tidak mengenal perbedaan identitas ialah perpustakaan.
Sudah saatnya perpustakaan tampil sebagai bagian yang urgen dalam membangun bangsa Indonesia. Melalui perpustakaan, pemerintah diharapkan perlu memberi perhatian besar kepada penyelenggara perpustakaan-perpustakaan agar bekerja secara optimal, dan tentunya disokong oleh berbagai saran dan prasarana dalam menunjang keberhasilan yang diharapkan. Sesekali kita perlu berkaca dengan negara maju yang dimana masyarakatnya telah terbentuk sebagai masyarakat informasi karena mereka adalah masyarakat yang melek akan informasi dan menjadikan perpustakaan sebagai “pilihan cerdas untuk cerdas”.
Melalui peringatan hari buku nasional pada tanggal 17 Mei 2013 yang juga merupakan HUT Perpustakaan Nasional ke-33, kita perlu melakukan upaya yang lebih serius untuk menjadikan buku dan perpustakaan sebagai alat pembangunan bangsa. Dengan menyadari ini semua, kita bisa saling memberikan dukungan dan melakukan tindakan yang nyata terutama bagi pemerintah atau pejabat yang bernotabene wakil rakyat. 

Irsan (Penulis) Adalah Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora


Tidak ada komentar:

Posting Komentar