Senin, 10 Maret 2014

MELIRIK MAKASSAR DI ANJUNGAN PANTAI LOSARI

Hampir disetiap hari apalagi menjelang petang Anjungan Pantai Losari banyak dikunjungi warga setempat maupun dari luar Makassar. Dengan Bermodalkan kamera atau alat pemotret, pengunjung dengan berbagai style menikmati hunting foto atau yang paling ditunggu ialah sunset. Memang beberapa bulan terakhir Anjungan Pantai Losari semakin terlihat ramai sebab sekarang telah semakin luas dengan berbagai hiasan menarik seperti tulisan, becak, paraga, phinisi, dan patung tokoh ataupun pejuang lokal dari tanah Makassar.

Namun hiasan tersebut kini mulai rusak oleh tangan yang tak menghargai karya orang lain, yang paling tidak mengenakkan pula banyaknya sampah yang berserakan di sekitarnya terutama sampah yang tergenang. Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat akan kebersihan lokasi tersebut juga menanadakan bahwa Anjungan Pantai Losari belum dijadikan sebagai sesuatu yang perlu dijaga dan dirawat sebagai ikon Kota Makassar. Selain itu petugas keamanan dan kebersihan harusnya perlu menyadari tanggungjawabnya dalam menjaga Anjungan Pantai Losari. Sehingga penghargaan adipura diperoleh oleh Pemkot Makassar beberapa bulan yang lalu seakan menjadi tidak bernilai bagi mereka yang sepertinya apatis dan tidak peduli. Penghargaan Adipura tahun ini rencananya akan di buatkan tugu Adipura di Anjungan Losari yang nantinya disandingkan dengan tugu adipura yang ada di jalan tello-perintis yang katanya selama ini sering menjadi biang kemacetan. Semoga saja tugu adipura yang dipindahkan itu, tidak memindahkan kemacetan di Losari.
Di samping itu, Anjungan Pantai Losari menjadi tempat mengais rejeki oleh para pedagang kaki lima (PKL), pengamen yang menghibur dan pengemis yang begitu mencolok. Namun terkadang pengunjung merasa terganggu oleh pengamen tertentu yang secara kasar dan terkesan memaksa untuk di beri duit.   
Anjungan Pantai Losari telah menggambarkan sejarah melalui patung tokoh, raja dan pahlawan. Anjungan Pantai Losari telah menunjukkan kearifan lokal melalui paraga, phinisi dan becak. Yang menarik juga adalah dengan adanya sebuah mesjid yang menjadi simbol kebesaran Islam di Makassar. Ikon atau simbol itulah sebenarnya bukan hanya sekedar pencitraan dan penghormatan, tetapi hendaknya dijadikan renungan atas sebuah perjuangan masa lampau dan kearifan lokal yang semestinya dijadikan sebagai relasi abstrak yang berkesinambungan pada kondisi saat ini.
Ketika bersama seorang kawan sempat terlontar kepadanya pertanyaan “apalagi yang menarik di buat di sekitar Anjungan Pantai Losari ini ?” Tanyaku. Lantas kawan itu menjawab dengan semangat yaitu Perpustakaan. Meskipun perpustakaan Umum Makassar tidak jauh dari Losari namun lokasinya masih agak kurang strategis. Jika perlu dibuatkan lagi perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat sebagai bukti pula bahwa Pemkot Makassar punya program unggulan seperti Gerakan Makassar Gemar Membaca. Apalagi katanya program GMGM telah menjadi percontohan beberapa daerah bahkan luar negeri sebagai program pemerintah yang dinilai dapat mencerdaskan masyarakat. Setidak-tidaknya dijadikan motivasi untuk mewujudkan program itu. 
Anjungan Losari dengan berbagai pagelaran kegiatan baik event seni dan budaya maupun kampanye politik telah menjadikan Losari sebagai simbol perkembangan Makassar. Selanjutnya melalui losari kita bisa melihat budaya orang Bugis-Makassar bahkan sampai pada karakter orang Bugis-Makassar. Memang kita sepakat bahwa losari bukanlah tempat untuk menilai secara universal budaya dan karakter Bugis-Makassar tetapi setidaknya Losari lah yang menjadi tempat untuk melihat dan menjelaskannya. Bahkan dengan simbol tulisan Makassar Of City, Bugis, Makassar, dan Toraja sekiranya telah menyampaikan pesan bahwa Losari adalah cermin kecil kehidupan Makassar. Sudah seharusnya sebagai warga Makassar kita perlu menjaga dan merawat anjungan Pantai Losari agar tetap nyaman, aman, asri, dan bersih. Karena losari  adalah Makassar beserta seluruh warganya dan bukan milik pribadi ataupun desainer ikon tersebut. Seperti pula dengan ikon-ikon Makassar lainnya. Akhirnya marilah kita merenungi apa yang dikatakan oleh Pierce bahwa Ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan/similaritas dengan objeknya. 
IRSAN (Pustakaman Studio Baca)

Tulisan ini pernah terbit di opini Tribun Timur http://makassar.tribunnews.com/2013/08/28/melirik-makassar-di-anjungan-pantai-losari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar